SELAMAT DATANG DI ONCOM DOWNLOAD!!! Pengertian Perang ~ Oncom_Download

Jumat, 12 November 2010

Pengertian Perang

Pengertian Perang
Perang sebagai fenomena kehidupan umat manusia biasa diartikan sebagai tindakan penggunaan kekerasan untuk memaksa pihak lain tunduk kepada kehendak kita. Pengertian ini kita warisi dari Von Clausewitz , seorang jenderal Prussia (Jerman) permulaan abad ke 19.
Namun dalam perkembangan umat manusia, khususnya karena banyaknya kemajuan dalam cara berpikir dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pada akhir abad ke 20 telah terjadi perubahan yang penting dalam pengertian Perang.
Perkembangan Iptek menghasilkan kemampuan untuk menimbulkan kehancuran dan pemusnahan yang amat besar. Setelah Perang Dunia 2 berkembang daya penghancur secara amat dramatis, terutama berupa senjata nuklir dan thermo-nuklir dengan daya hancur sama dengan jutaan ton (megaton, MT) TNT. Selain senjata nuklir, juga berkembang senjata biologi dan kimia. Perkembangan hebat dalam daya penghancur dan pemusnah ini telah berdampak pada pengertian Perang.
Hal lain adalah kemajuan cara berpikir dan kekuatan emosi yang menimbulkan pada manusia sikap bertahan diri yang jauh lebih besar. Hal ini membuat manusia tidak mau ditundukkan secara mudah dan sembarangan. Ia bersedia melakukan berbagai hal untuk mempertahankan diri dari usaha pihak lain yang hendak menundukkannya.
Dua hal itu berpengaruh terhadap pengertian Perang. Akan tetapi bukan menyebabkan berakhirnya Perang dalam kehidupan manusia, sekalipun mayoritas umat manusia lebih suka tidak ada Perang lagi. Karena ada saja pemimpin bangsa atau umat yang ingin melampiaskan nafsu penguasaannya terhadap bangsa atau umat lain, maka Perang terus saja ada.
Akan tetapi dampak itu berupa perubahan dalam cara menjalankan Perang. Besarnya daya penghancur dan makin canggihnya alat pengantar (delivery system) membuat orang sadar bahwa tidak hanya pihak yang dalam permulaan Perang yang diserang yang akan mengalami kehancuran. Juga yang menyerang tidak bebas dari kehancuran (mutual assured destruction,MAD). Sebab itu pemaksaan kehendak kepada pihak lain jangan terburu-buru dilakukan dengan tindakan kekerasan secara terbuka. Tindakan kekerasan baru bermanfaat setelah sasaran dibuat demikian lemah sehingga tidak lagi mampu melawan kekerasan dengan kekerasan.
Selain itu Perang yang dimulai dengan usaha melemahkan daya tahan lawan secara mental dan psikologis bermanfaat guna menundukkan rakyat lawan yang pikirannya tidak mau ditundukkan oleh pihak lain.
Sebab itu pengertian semula bahwa Perang adalah tindakan kekerasan untuk memaksakan kehendak tidak lagi berlaku sepenuhnya. Perang justru dimulai dengan tindakan yang bukan kekerasan tetapi dapat melemahkan daya perlawanan sasaran. Sedangkan kekerasan baru dipakai kalau tidak ada bahaya penghancuran bagi pihak penyerang. Malahan kalau sasaran sudah tunduk tanpa digunakan kekerasan, tidak perlu lagi penggunaan kekerasan.
Hal itu terlihat dalam Perang Dingin antara blok Barat dan blok Komunis. Tidak ada pergulatan dahsyat dengan berbagai macam senjata yang mereka miliki. Namun tetap terjadi pergulatan besar untuk saling menundukkan. Dalam pergulatan itu semua pihak sadar bahwa tidak boleh pergulatan itu bereskalasi menjadi pergulatan bersenjata.
Perang tidak lagi didominasi penggunaan kekerasan.
Sejak Hitler berkuasa di Jerman pada akhir tahun 1930-an berkembang cara baru untuk membawa musuh tunduk kehendaknya. Cara baru itu adalah mengembangkan pengaruh terhadap bangsa yang menjadi sasaran demikian rupa, sehingga bangsa itu makin berkurang kemampuan dan kemauannya untuk melawan Jerman. Pengaruh itu dikembangkan dengan macam-macam usaha yang mempenetrasi pikiran dan perasaan masyarakat yang diserang. Seperti dengan cara psikologi, propaganda, tindakan ekonomi, dan lainnya. Kekuatan militer pun dibangun kuat tetapi bukan untuk segera menyerang, tetapi untuk intimidasi. Bangsa yang menjadi sasaran itu goyah sikap hidupnya dan dengan amat mudah menuruti kehendak penyerang. Dengan cara itu Jerman berhasil menundukkan Austria tanpa perlu mengirimkan divisi-divisi panser untuk menguasai negara itu. Cara Hitler dan Jerman itu kemudian ditiru dan dikembangkan oleh bangsa-bangsa lain, terutama Uni Soviet dan Amerika Serikat (AS)
Berkembang pengertian serangan non-konvensional, yaitu serangan yang dilakukan tanpa penggunaan kekuatan militer secara menonjol. Penyerang mulai agressinya dengan mempengaruhi kehidupan bangsa yang hendak dikuasai. Melalui serangan intelijen, serangan informasi dan berbagai tindakan ia berusaha agar semakin luas kalangan bangsa yang diserang menaroh simpati kepada cara hidup, cara berpikir, dan kekuasaan bangsa penyerang. Satu saat juga pemerintahnya akan berpihak kepada penyerang.
Akan tetapi pada pihak yang diserang juga berkembang kemampuannya yang tidak semata-mata bersifat kekuatan militer dan kekerasan. Kemajuan manusia dalam mengembangkan pikiran dan perasaan menghasilkan kemampuan untuk terwujudnya daya tahan yang ulet dan tangguh. Berkembanglah pertahanan non-konvensional yang intinya sikap tidak mau tunduk dan menyerah. Kalau dulu negara dengan keunggulan kekuatan militer dan ekonomi relatif mudah mengalahkan bangsa yang kecil kemampuannya, sekarang hal itu belum tentu berlaku. Terbukti bahwa negara yang terbatas kemampuannya dapat bertahan dan kemudian unggul ketika diserang negara besar, sebagaimana terjadi dalam kasus perlawananVietnam terhadap Perancis dan AS. Dan sekarang AS tidak mampu menundukkan Afghanistan serta tidak dapat sepenuhnya mencapai tujuannya di Irak.
Dengan adanya daya tahan yang kuat itu kemenangan militer belum tentu dapat menundukkan kehendak bangsa yang diserang. Penyerang harus dapat mencapai kemenangan damai, artinya bangsa yang diserang sepenuhnya berakhir perlawanannya dan terwujud kondisi damai yang didominasi sepenuhnya pihak penyerang. Hal itu diwujudkan AS ketika memenangkan Perang Dunia II dengan membuat Jepang yang gigih dan fanatik melawan AS menjadi sekutu AS yang paling setia di Asia Timur.. Tetapi sekarang AS tidak mampu melakukan itu di Irak dan Afghanistan.
Dengan begitu tidak lagi benar bahwa bangsa kecil dan belum berkembang pasti dapat ditundukkan dengan mudah oleh bangsa besar maju dan kaya. Selama bangsa kecil mampu mengembangkan daya tahan dengan sikap tak kenal menyerah, maka tak mudah bangsa besar membuat bangsa kecil tunduk kepadanya.
Sebaliknya Uni Soviet yang super-power militer dapat ditundukkan tanpa penggunaan kekuatan militer, karena remuk dalam dirinya oleh serangan non-konvensional AS.
Hendaknya perkembangan dalam pengertian Perang ini disadari bangsa kita dalam menjaga kelangsungan hidup NKRI dan Pancasila sebagai Dasarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Great HTML Templates from easytemplates.com.